Friday, February 17, 2017

Dosa

Baru-baru ini masyarakat kita di"tampar" dengan kasus penistaan agama(?) Oleh salah satu Calon Gubernur DKI Jakarta, lalu dengan singkat dan lajunya teriakan "haram memilih pemimpin non-islam", memang dirasa suatu hal yang menyakitkan memang, namun demikian hal ini tentu menjadi hal yang kontradiktif bagi orang yang objektif menilai seseorang melalui kinerja. 

Katakanlah jika dalam suatu pemilihan anda dihadapkan pada 4 orang paslon, 3 Islam 1 non-Islam, 3 tersebut masih meragukan dan cenderung penilaian rendah dari track-record kinerja dan program yang diusung, dan yang satunya, yang non-Islam, memiliki track-record yang mentereng dan segudang prestasi serta program yang masuk diakal dan sesuai dengan lingkungan daerah tempat dia mencalonkan. Kemudian hal ini akan menjadi serba salah jika anda memikirkan apakah anda harus mengikuti aqidah atau berpikir jangka panjang demi daerah tempat anda bernaung.

Berbicara soal dosa, kita memang sudah dikelilingi oleh jebakan dosa, banyak sekali. Kita memilih kepala daerah non-Islam sudah dibilang dosa, kita merelakan diri kita menderita karena memilih calon yang kita pilih dan seagama melukai rakyatnya dengan cara yang bermacam-macam (tidak usah belagak tidak tau kau!), ataupun, memarahi orang karena merasa anda paling benar pun bisa dikatakan dosa (marah kan godaan setan juga) atau membuat orang merasa teraniaya karena perbuatan kita juga dosa. Berpikir mengikuti akal sehat pun kadang juga bisa berujung dosa, bila kita mengetahui bahwa Galileo Galilei yang dihukum mati karena melawan Gereja. Sudah cukup banyak waktu dan kejadian yang memperkuat pernyataan bahwa dibeberapa bagian Agama dan Ilmu atau Logika itu cukup bertentangan, dan sepertinya kita sudah mengalami kemunduran dengan kembali ke zaman dimana Agama memiliki suatu kuasa penuh atas suatu masyarakat.

Lalu apa relevansinya dengan judul dan tulisan diatas ini? Adalah ketika berpikir logis dan objektif anda ditentang oleh pemikiran teologis para kaum yang merasa ilmu agamanya kuat dan berkuasa atas suatu kependudukan serta mengaitkan hal apapun dengan dosa-pahala lengkap dengan akhirat lalu lupa soal kebaikan hidup didunia. Lalu apa yang harus kita lakukan? Silahkan dikira-kira sendiri.

No comments:

Post a Comment