Sunday, August 30, 2015

KLB Rel Daop 8, dino #2 30-08-2015

Wis dino ke 2 KLB Rel Daop 8 sing liwat jalur kantong utowo mubeng teko Benteng (BET) ndek Suroboyo liwat Kertosono (KTS) ngidul nang Blitar (BL) ambek Malang (ML) sampek mungkasi perjalanan ndek BET maneh, sak jane iki adane KA Penataran, meh bedo ne iki momot rel, lek Penataran momot wong.

Perjalanan KLB iki dewe dipecah dadi 4 Perjalanan, antara ne KLB KP/10121 (BET-KTS), 10212 (KTS-BL), 10206 (BL-ML) ambek sing terakhir 10208 (ML-BET). KLB iki mlaku momot rel tipe R54 dengan stanformasi 12 GD (Gerbong Datar) plus 1 Kabus ambek 2 PPCW lan digeret lokomotif CC206 13 01 YK. Tapi awak dewe njegat sing KLB 10208 polae wayahe pas ambek lumayan cidek spot e ambek omahe awak dewe.

Pas iki mang dijadwal no jam 10.03 wis budal teko BL sebagai KLB 10206, rodo telat polae disilang Penataran 459, akhire mangkat BL jam 10.40, ditambah telat maneh ambek acara nebar rel ndek petak Garum-Talun, dan awak dewe njegat ndek lintas Blimbing-Singosari.

dan akhire jam 14.45 sing di enteni teko, diawali ambek Bima sing liwat luwih awal. Berikut Dokumentasine


KA Bima sing ngawali hunting dino iki


KLB 10208 Rel plus Kabus
Suwun yo rek wes moco blog ku :)

Saturday, August 29, 2015

Umplung Lengo anjlok, NR e Dipo ML metu

Kabar sing gak ono arek Railfans Daop VIII sing nyongko, mang awan koncone penulis sek tas update status "KA Ketel 2624 berangkat ML", kronologi jam kurang luwih jam 15.47 ono kabar lek sepur ketel lengo 2624 sing di tarik lokomotif CC206 13 99 anjlok 2 as ndek KM 20+8/9 antara Sengon ambek Sukorejo, sauntoro iku pihak Dipo Lokomotif Malang (ML) ngelako'no gerak cepat gae ngatasi anjlokan sing kedaden.

Kasaran e jam 16.12 di budalke teko jalur 3 stasiun ML sing sak durunge dilangsir teko jero ne Dipo Lokomotif, NR sing ditarik CC206 13 92 sing momot crew ambek teknisi dipo langsung budal nang nggon kedadian.

iki ono titik dokumentasi ne NR sing budal dino iki

CC206 13 92 nggeret NR (lali aku NR piro) nggowo crew ambek teknisi nang nggon kedadian perkoro

Luwih jelas NR e koyok opo (rai ne teknisi sing ketok ndek lawang e NR wis tak sensor)
Njaluk sepurane sing akeh lek awak dewe gak iso ngeliput nang nggon kedadian perkoro ndek Sengon, perkoro wis atene maghrib ambek wis peteng lek wis nyampe nang nggone. 

Suwun yo rek wis moco blog ku :)

Tuesday, August 25, 2015

Jelajah Gelora, edisi #Stadion_Tugu_JakartaUtara

Plang nama Stadion di Tribun VIP

"Semua yang pernah berpindah pasti punya rumah asli", mungkin kalimat ini bisa dipakai untuk Stadion Tugu dibilangan Semper, Jakarta Utara. Sebuah stadion kecil yang bisa ditempuh 5 menit dari Kelapa Gading, Jakarta Utara, menempati lahan seluas 5,3 hektar dengan dilengkapi tribun yang mampu menampung sekitar 10.000 penonton, memiliki banyak kisah suka dan duka, terutama klub sepakbola besar yang menempatinya, Laskar Si Pitung, Persitara Jakarta Utara beserta suporter setianya.

Dari Buruk Berusaha Menjadi Berkualitas
Lapangan Stadion Tugu


Sebelum tahun 2007, menurut sumber profil klub sepakbola saat itu, Stadion ini menjadi kandang tetap bagi klub Persitara, karena memang, Stadion yang dikelola oleh Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta ini cukup dekat dengan basis pendukung mereka, NJ Mania yang ada di bilangan Koja dan sangat mengakomodir pendukung lainnya yang berasal dari perbatasan Jakarta Utara dan Timur serta Bekasi. Selain itu, dibandingkan dengan Stadion lain dibilangan Jakarta Utara menurut salah satu pengelola Stadion ini, bapak Danar mengatakan, lapangan Tugu lebih representatif dari segi lapangan. "Kualitas rumput dan daya serap genangan air disini lebih baik dibandingkan Rawa Badak (Stadion), walaupun disana memiliki lampu tapi untuk lapangan disini lebih terawat".

Dahulu, stadion ini bisa dikatakan (oleh regulator liga indonesia dan banyak media) sangat buruk untuk menggelar pertandingan sekelas Divisi Utama karena ketidakrataan lapangan dan kualitas rumput, hal ini dimaklumi juga oleh pak Danar dan kepala pengelola Stadion, bapak Sumarno, beliau mengatakan bahwa kualitas air tanah serta kurangnya anggaran perawatan menjadi penyebab utama, lebih lanjut ia mengatakan air tanah yang ada di stadion ini memiliki kadar garam yang cukup tinggi (payau) maka tak heran jika dimusim panas rumput tidak cepat tumbuh, "nah, apalagi sekarang anggaran buat perawatan juga dikurangi, dari dulu kita udah minta, pas kemaren udah hampir di acc, eh, ditahan dulu sama Gubernur, karena ada keperluan yang lebih urgent dari ini", pak Sumarno juga menyebutkan anggaran perawatan stadion ini diperuntukkan untuk meratakan lapangan, membeli air dari PDAM, kebersihan harian, dan lain-lain.

Munculnya stadion baru (dipugar) yang terletak di daerah Kamal Muara pada sekitar tahun 2006, juga menggeser status stadion ini yang tadinya merupakan homebase utama, menjadi hanya tempat latihan dan bermainnya klub kecil dan warga sekitar.

Disebutkan juga oleh beliau, apabila banjir melanda kawasan Semper, stadion ini menjadi tempat pengungsian bagi warga yang terkena musibah, beliau menyebutkan kalau hampir semua stadion yang ada di Jakarta, terutama yang dikelola oleh Disorda DKI harus memiliki fungsi yang sama, yaitu fungsi sosial sebagai tempat penampungan sementara. Banjir pula yang terkadang menjadi masalah bagi lapangan, karena rumput bisa tumbuh sangat tinggi apabila tidak dipotong segera, tidak seperti hari biasa dimana rumput tidak bisa tumbuh maksimal akibat air tanah yang payau.

Sudah Berlampu

Salah satu tiang lampu yang terpasang
Jika dahulu pertandingan hanya bisa dilakukan sore hari, maka mulai pertengahan tahun 2015 sudah bisa dilakukan hingga malam hari, cukup mengejutkan memang, ketika media tidak meliput soal renovasi stadion salah satu klub besar di Jakarta, bagi penulis juga, hal ini merupakan gebrakan yang amat sangat merubah stadion yang terletak di pelosok Jakarta Utara ini, saat itu penulis sedang memantau fanpage NJ Mania yang menunjukkan foto persiapan Persitara Jakarta Utara menjelang ujicoba yang dilakukan malam hari.

Oleh kepala pengurus stadion ini, beliau memang membenarkan kalau selama renovasi stadion dan sitadion lain seperti Kamal Muara ini dilakukan tidak ada media yang meliput, meskipun pelelangan proyeknya terpampang paling atas di google apabila kita menulis keyword "Lampu Stadion Tugu".
Detail pucuk lampu sorotnya

Beliau memang tidak menyebutkan berapa besar proyek ini, namun beliau mengatakan kalau lampu yang digunakan adalah merk Phillips buatan Belanda dan memiliki daya penerangan sekitar 800 lux, memang tidak standart untuk pertandingan sekelas Indonesia Super League (ISL), namun cukup untuk bermain malam. Untuk aliran listriknya, dijelaskan oleh pak Danar bahwa stadion ini memiliki gardu listrik sendiri, sebelumnya stadion ini menggunakan baik aliran PLN yang mengalir menuju perumahan warga maupun gardu yang sudah ada, namun sekarang sudah sepenuhnya menggunakan gardu yang pada renovasi yang akan datang bisa menerangi lampu hingga daya penerangan standar ISL, 1200 lux.

Kotak yang berisi switch untuk menyalakan lampu

Tribun Penonton, Suporter setia dan masalah yang membelit Persitara Jakarta Utara

Seperti layaknya Stadion pada umumnya, suporter atau pendukung setia tim sepakbola pasti banyak menempatkan diri di tribun yang memiliki tarif masuk paling murah, namun apabila sudah dimasukkan konteks Indonesia, maka tribun Ekonomi dan belakang gawang adalah tempat yang paling lazim ditempati para suporter kita, namun cukup berbeda dengan di Stadion Tugu ini, karena tidak memiliki tribun yang terletak di belakang gawang, jadi hanya ada tribun VIP dan Ekonomi Timur.

Tribun Ekonomi tempat para NJ Mania bernyanyi dan bersorak mendukung tim kesayangannya
Papan skor yang terletak di belakang gawang

Karena kondisi stadion yang cukup terbuka pula, tidak jarang bila ada siaran langsung dari stadion ini kita akan menemukan pagar sekitar belakang gawang dan papan skor ditutup seng, hal ini bertujuan untuk meniadakan penonton tak bertiket yang masuk ke dalam lapangan dan mengganggu jalannya pertandingan, oleh pak Danar solusi ini dianggap cukup memadai untuk keterbatasan stadion ini.
Lebih masuk kedalam pagar
Dimana suporter berada pasti meninggalkan jejak, itulah yang terjadi disini, dulu seringkali ditemukan graffiti yang sengaja dibuat oleh para suporter, kebanyakan dari grafitti itu menggambarkan tentang kehebatan Persitara dan kebanggaan sebagai suporter setia, NJ Mania, terhadap tim kesayangannya, Laskar Si Pitung, namun seiring terjadinya konflik yang menimpa persepakbolaan Indonesia, atmosfer kompetisi menjadi sepi dan riuh serta luapan emosi para suporter menjadi tidak ada, dengan memanfaatkan momentum itu, pengelola juga menghapus grafitti yang ada di tribun VIP dan Ekonomi di belakang.

Persitara memang memiliki banyak kisah, pada saat penulis berkunjung ke Stadion ini, penulis bertemu dengan pak Andi, salah satu sesepuh dari tim Persitara Jakarta Utara yang juga memiliki jabatan di Pengcab PSSI Jakarta Utara, beliau juga menceritakan ketakutannya bila kondisi masih terus begini, "saya takutnya nanti PSSI jadi pecah lagi, ini aja Persitara juga udah pecah, Persitara yang ikut Piala Kemerdekaan sekarang itu yang dulunya LPI (Liga Primer Indonesia), yang aslinya udah bubar gara-gara gak ada duitnya" ujar beliau.

Memang dibanyak klub besar di Indonesia sekarang, semenjak ada Liga Primer Indonesia (LPI), banyak manajemen klub yang memecahkan diri dan membentuk kubu masing-masing dan bersaing untuk mendapat pengakuan dari Suporter mereka, tidak hanya itu, di banyak klub yang berlaga di kompetisi kasta kedua, Divisi Utama, banyak dari manajemen asli yang tidak kuat dengan persaingan yang membutuhkan banyak uang membubarkan diri hingga menyisakan satu kubu yang sebelumnya berlaga di LPI, masalah klub ini terjadi di klub seperti Persitara Jakarta Utara, PSMS Medan, dan lain-lain.

Beliau cukup panjang lebar menceritakan pengalamannya juga selama ikut Persitara "asli" yang dipimpin manager Harry "Gendhar" Roeswanto yang dirasa lebih baik dari yang sekarang, namun bila dituliskan disini semua juga tidak akan habis, namun pada intinya yang ia sampaikan adalah, Persitara membutuhkan manajer yang hobi bola, yang hobi menghabiskan uangnya untuk membangun persepakbolaan secara profesional.

sekian tulisan panjang lebar ini, dan berikut sedikit potret di sekitar stadion:
Sisi Utara Stadion

Tribun VIP Stadion Tugu

Pintu Masuk Tribun VIP

Bench  pemain
Pintu masuk menuju ruang ganti pemain





Saturday, August 22, 2015

Njepret Sepur! Edisi #Maja-Cikoya 22-08-2015

Kulon...yo..ngulon..lewih tepak e nang Maja, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, iki nggon sing paling aku arep-arep i iso mrono dewekan, polae gak ono koncone, akses nang Maja kui paling gampang numpak KRL, teko stasiun Tanahabang, sing luwih akeh jadwal e? Lokal Rangkas teko Angke.

Sak durunge tahun 2012 (jareku seh, embuh realita ne koyok opo, sing iso mbenakno monggo di komen), area iki gurung ono LAA ne, polae ono proyek Elektrifikasi lan Double Track Tanahabang-Merak, tapi sampe saiki koyok e gurung mari-mari masio wis diresme'no.

Akhir e jam 12.00 awak dewe wis teko ndek Maja, nah mulai hunting kui ono ndek jalur 3 sepur gae mbenakno rel, biasa diarani Plasseur.

Lha bar iku aku mlaku nang tretek cidurian spot andalan e Maja, tapi pertama njajal high angle ala Maja, lha iki ono beberapa hasil hunting e...

Plasseur ndek jalur 3 stasiun Maja


KA Lokal Rangkas 363 budal Maja dengan Brvtalnya
Tretek Cidurian, Maja

KA Lokal Rangkas 365


KRL Maja-Tanahabang melintas tretek Cidurian
 Ono kabar lek dino iku ono KA Lokal Rangkas sing nomor e D1/358a ono gangguan loko sampe akhir e ditarik mbalik nang Palmerah, akhir e Perka Kulon dino iku ajur...jur sampe awak dewe gak iso nguber Rangkas Jaya nang Rangkasbitung.

Sebagai gantine, awak dewe tracking sampe Cikoya, meh 2 Km teko stasiun Maja, polae awak dewe wis kadung Tap-in. Stasiun Cikoya dewe mbiyen bangunan e cilik ambek tembok e barang gae kayu (ono ndek Majalah KA edisi Kereta Tanah Banten), tapi saiki wis diperbaiki total, lha iki ono foto-foto ne, monggo disemak.

KA Lokal Rangkas 358 sing mau mogok ndek Palmerah ls Cikoya


Bangunan Stasiun Cikoya saiki


KA Rangkas Jaya nembus asap


KA Rangkas Jaya ls Cikoya

Suwun yo wis moco :)

Monday, August 17, 2015

Njepret Sepur, edisi #Hari_Merdeka

Penulis: "17 Agustus tahun 45, itulah hari kemerdekaan kita...hari merdeka nusa dan bangsa, hari lahirnya bangsa Indonesia, Merdeka.."
Cak Kodri: He...ndang dijelasno, ojo nyanyi!
Penulis: Oiyo, sepurane..:v

Lha iku mau wis tak nyanyi'no lagu "Hari Merdeka", polae opo? iki spesial Hari Kemerdekaan, sing ke 70...:v cah cah liane podo melu lombe ndek nggon e dewe-dewe, lha awak dewe? berlomba-lomba njepret sepur sing apik, apik polae ono bender abang putih ndek saben lokomotif sing dinas dino iki, lha...iki foto-foto sing jare penulis apik :)

KA Jayabaya mangkat stasiun ML

Bar e hunting ndek ML, awak dewe ambek liane pindah nggon nang stasiun Blimbing (BMG), lha pas awak dewe teko ndek kono, ono kabar lek KA Dhoho/Penataran 464 silang ambek KA Tawang Alun ndek BMG.

KA Dhoho/Penataran 464 digeret lokomotif CC203 02 01


KA Tawang Alun ls BMG dengan LH Brvtalnya :v


Bar e silang Tawang Alun, KA 464 Dhoho/Penataran budal BMG
 Pindah nggon maneh, saiki ndek sinyal muka Singosari (SGS) pihak BMG, sakjane luwih apik kene timbang spot sing mau, tapi yo lumayan adoh teko embong gede, lha...iki foto-fotone ndek nggon iki :D

KA Penataran/Dhoho 463 digeret CC201 77 10

Dan iki, foto pemungkas hunting dino iki..
KA Bima ls SGS (mlebu ae gurung)
Sakjane ono video sing lewih mungkasi ambek ngumplitno hunting dino iki, tapi yawis lah, masio entuk loko ambek bendero tapi yo ngono, penulis gak iso ng-upload foto ne polae elek, sepurane yo dulur...

Suwun yo rek wis moco blog ku iki :)
Sepisan neh, penulis ngucapno DIRGAHAYU KE 70 REPUBLIK INDONESIA..

MERDEKA!!!!

Sunday, August 16, 2015

(Post e Telat) Quad Moment 15-08-2015 , Sing sitok gak kepotret

Dino iku mungkin dino sing paling bejo bagi RF sak lintas SDT-ML, polae opo? karena dino iku, moment hunting KA iku ono 4..yo..4...

Kapeng Pisan...ono Bima nggowo Kawis Imperial

KA Bima nggowo Kawis (Kereta Wisata) Imperial nang GMR

Lha, iki sing sakjane moment tenanan, perkoro Bima nggowo Kawis sakjane wis mainstream, yaiku moment duo Ketel MLK (Malang Kotalama)-BET (Benteng) 2621 (BET-MLK) ambek 2624 (MLK-BET) kabeh Traksi Ganda, utowo ndas sepur e double.

Sing jare penulis rodo' spesial adalah...2624 iki sing di TG iki lok CC201 92 12 (102) JNG sing mbiyen iki werno e abang, endemik Divre 3 Sumsel-Lampung, sing sampek saiki Semboyan 35 khas Sumatra (jarene sih gae ngusir kewan-kewan buas ndek kono) ne iseh dipertahanno.

Iki ono sitik dokumentasi ne

Persiapan, CC206 13 52 lokone 2624 njupuk loko CC201 92 12 sing mati ndek Dipo Lokomotif Malang (ML)


KA Ketel 2624 MLK-BET TG CC201 92 12 Tarik Dingin

Lha iki sing aku dewe gak ngeharapno ono moment tambahan, KA Penataran/Dhoho 463 sing digeret CC201 77 13 SDT posisi loko ne LH Brvtal (iki bahasane arek RF Sumsel kono). Polae ndadak, dadi moment sing iki yo sak ono e.

KA Penataran/Dhoho 463 lokone LH Brvtal mlebu ML

Lha...iki moment sing mungkasi hunting dino iki, KA 2621 TG CC206 13 08 ambek CC201 77 11

KA Ketel 2621 (BET-MLK) TG CC201 13 08 ambek CC201 77 11

Suwun yo wis moco :)

Wednesday, August 12, 2015

Njepret Bis! edisi #Dampit

Awan mau, awak dewe iseng2 arep nang Dampit, ndek kidul e Kabupaten Malang, tepine segoro jawi kidul, sak durunge, awak dewe ono informasi lek Bis nang Dampit kui iso numpak ndek Arjosari, gak mek ndek Gadang tok, bis-bis gede kui golongan e PO Malinda, Dana Dhasih, ambek pemain bis AKDP terbesar jalur Suroboyo-Malang, Restu Panda, kabeh kui jurusan Suroboyo-Malang-Dampit.

Njeketek, aku dikasih tau ambek wong ndek stanplat lek bis nang Dampit teko Arjosari kui kadang mlaku kadang nggak, luwih akeh nggak e timbang ono e, dadi wis gagal numpak teko stanplat Arjosari, aku numpak bemo AG nang stanplat Gadang.

Tapi sak durunge aku hunting bis ndek stanplat Arjosari sek, iki sing jareku sing paling apik:

Tentrem ATB (body Tentrem Max mesin Hino AK) Suroboyo-Malang-Blitar


Sandy Putra Ekonomi Surabaya-Malang-Jember


Restu Ekonomi (body Laksana Sprinter hino AK) Malang-Suroboyo

Harapan Baru Ekonomi (body Tentrem Max mesin Hino AK) Malang-Blitar-Tulungagung-Trenggalek


Harapan Baru Ekonomi (body Tentrem Inspiro mesin Hino AK) Trenggalek-Malang-Banyuwangi


PO Ladju Ekonomi "Jablay" (body Laksana Comfort) Malang-Banyuwangi

Nah...akhire aku numpak bemo nang stanplat Gadang, sepedah tak deleh Arjosari, dan akhire awak dewe numpak bis cilik nang Dampit e, polae mek ono bis sing cilik-cilik ambek Bison (AKDP Isuzu Elf, tapi iseh gae Isuzu Bison), pas budal tumpakan ku PO Malinda (sakjane ono sing gede nang Suroboyo, tapi gak mlaku dino iki), sak jam berikutnya, wis teko ndek stanplat Dampit, dan ancen stanplat iki spesialis bis cilik arah nang Malang tok, masio Dampit dilewati bis cilik jurusan Malang-Lumajang, tapi bis Lumajangan ora mlebu nang njerone stanplat, dadine mek ono jurusan Dampit-Gadang tok.

Nah, iki foto sing tak jepret ndek kono:

PO Santoso, salah siji ne andalan wargo Dampit lek atene nang Malang kutho

dan wayahe moleh pun teko, ini ono sitik foto sak durung e budal moleh ambek bar e teko ndek stanplat Gadang
Bis sing tak tumpak i mbalik nang Gadang, PO Al-Akbar, nggae body bekase PO Bagong, ono TV LCD ambek Full Music ndek jero

Duo PO Malinda cilik, sing paling akeh dan sing paling ngejreng

Sekian. entenono trip mari ngene, ono maneh ngkok foto-fotone
Matursuwun wes moco blog ku sing elek iki :)


Sugeng Ndalu, Nedun Nerimo :)

Tuesday, August 11, 2015

Aud Hulup Napaled Nuhat AREMA, Tengkar, Guyub, dan Kedepannya Bagaimana?

Arema, mendengar kalimat ini semua pasti tertuju pada wilayah bernama Malang Raya, sebuah wilayah di selatan Provinsi Jawa Timur, berasal dari kota yang dikelilingi oleh Gunung Arjuno, Welirang, Panderman, dialiri Sungai Brantas, dan Laut Selatan Jawa yang menjadi batas akhir dari wilayah ini. Dengan adanya tim ini juga (menurut penulis) menjadikan image Malang menjadi "Kota Bola", dimana suasana akan sepakbola menjadi hal yang tak terpisahkan dari segala aspek kehidupan dan rasa primordialisme yang tinggi akan kultur masyarakatnya begitu terasa didalamnya, dan didalam primordial itu lagi-lagi ada sepakbola.

Dan kita tahu bahwa dekade 1980-an merupakan masa yang cukup suram di Indonesia, dengan diwarnai banyak konflik yang memakan korban jiwa. Sebelum 1987 (menurut cerita masyarakat yang berkembang dan penulis dengar) itu Kota Malang merupakan tempat yang banyak dihuni oleh preman yang meresahkan warga, terlebih pasca Penembakan Misterius (1980-1984?) kondisi belum sepenuhnya normal, namun siapa yang sangka kalau tim yang lahir dari masa yang bisa dibilang cukup kelam ini mampu mengguyubkan satu wilayah Karesidenan yang besar ini?

Berawal Dari Keinginan Untuk Bersatu

Kibarkan Bendera Biru, Semangat Kami Menyatu Dibawah Panji INDONESIA-ku

Bagi orang asli Kota Malang, nama seperti Argom, Arpol, RAC dan lain sebagainya siapa yang tidak kenal? Ya, mereka adalah beberapa gangster yang berkuasa di Malang dan kerap kali meresahkan warga, namun itu hanya terjadi sebelum tanggal 11 Agustus 1987, Alm. Acub Zaenal, mantan Gubernur Provinsi Irian Jaya, ingin mendirikan klub sepakbola untuk berlaga di kompetisi Galatama, dengan adanya gagasan ini, beliau mendirikan klub sepakbola, Arema atau Angkatan Remaja Malang. Namun dalam perjalanannya, Arema sempat bergabung dengan klub Armada 86 (ada sumber yang mengatakan bahwa Armada 86 adalah klub asal daerah Kendalpayak, Pakisaji, Kabupaten Malang) yang kemudian menjadi Aremada, dan akhirnya mantap menjadi Arema. Disaat yang sama, anak dari Acub Zainal, yaitu Lucky Acub Zainal atau akrab disapa Sam Ikul didapuk sebagai simbol dari berakhirnya perang antar-gangster yang terjadi dengan mendirikan Aremania, suporter dari PS Arema.

Maka bisa dikatakan, 11 Agustus, hari berdirinya Arema adalah Hari Bersatunya Masyarakat Malang Raya. Yang kelak akan menjadi suatu kebanggaan yang mendarah daging disetiap individu kerA ngalaM dan keturunannya serta menciptakan suatu Subkultur yang khas diantara masyarakat yang lain.
Tua, Muda, Laki, Perempuan, Semua Mengibarkan Satu Nama, AREMA


Namun itu adalah yang terjadi 28 tahun yang lalu, sekarang coba menoleh ke arah masa depan, sudah 28 tahun sejak berdiri pada zaman Galatama dan sebanyak 5 gelar juara dan banyak turnamen pra-musim, namun bagi penulis, setelah diraihnya gelar Indonesia Super League 2009/2010 yang merupakan gelar kelima dari tim ini, seperti habis manis sepah dibuang, karena meskipun mempertahankan squad muda, tapi tidak demikian dengan peracik dan prestasinya, dan sekarang sudah 6 tahun dari masa indah itu, dan ditengah keadaan persepakbolaan yang kacau begini, apakah mereka mampu bertahan?

Semakin nampak seperti Italia?

Mungkin kalimat itu makin nampak nyata bila kita melihat realita sepakbola kita yang sekarang, aliran-aliran Italianisme di tubuh suporter manapun di Indonesia mulai dari memakai nama ala Italia hingga tingkah laku mereka, semakin beringas? semakin tidak terkendali permasalahan antar suporter? SANGAT IYA, belum lagi soal isu pengaturan skor dan mafia bola yang bahkan orang sekelas Menpora pun tidak bisa menghentikan atau menyediakan solusi yang tepat.

Mungkin masih ada diingatan kita bahwa Arema pasca Juara ISL sempat terpecah, bahkan sempat menjadi 3! Keadaan ini justru sangat membingungkan, karena kita tahu bahwa Arema adalah entitas persatuan Malang Raya tapi malah pecah didalam tubuhnya sendiri, bahkan hingga kini kita masih bertanya-tanya manakah Arema yang 100 persen Arema asli dan bukan pecahannya, banyak yang bilang bahwa konflik sudah berakhir, namun pihak yang pecah itu juga nampaknya mencari celah agar muncul ke publik menggantikan Arema Cronus, dan sampai sekarang, kita selaku pecinta, pemerhati dari sepakbola Malang Raya hanya bisa bertanya-tanya, dan menanti kebenaran terungkap sembari kita melihat Arema Cronus yang ada menjadi pelipur lara, karena kita tahu jika obat dari permasalahan yang terjadi sekarang adalah segera hentikan konflik yang ada, tanpa ada lagi mafia bola yang menjadikan suatu klub sebagai tumpangan politik kekuasaan atau mencari materi semata yang nyata-nyata harus kita lawan betul.

Namun apapun yang terjadi, kebanggaan dan identitas haruslah tetap sama, karena kekuatan sesungguhnya Arema adalah kita, dari ujung Lawang di Utara hingga Gedangan di Selatan dan yang diluar Malang Raya, yang menjadi penyemangat dan penyokong keadaan Arema dari nol sampai eksistensinya yang masih diperhitungkan sampai saat ini.

Sekali lagi saya ucapkan TEMALES MILAD AREMA SING KE AUD HULUP NAPALED NUHAT, Tetap Eksis dan Selalu Biru, Satu Jiwa-Satu Rasa-Bersama untuk SATU KEBANGGAAN...

A!..R!..E!..M!..A!...AREMA!!

Monday, August 10, 2015

KA 102 Malioboro Ekspres Nggowo Kawis Nusantara

Iki wes sing ke-2 kali ne (jareku) KA Malioboro Ekspres utowo sing biasa disebut Moleks nggowo Kawis utowo Kereta Wisata, yaiku Kereto sing di we'i spesifikasi khusus gae wisata sing disambung ambek sepur eksekutif/K1 sesuai jadwal reguler.

Lha, mang sore iki, ono kabar jare sepur 102 nggowo Kawis Nusantara, Kawis Nusantara iki gudu' sembarang Kawis koyo' kawis-kawis liane, terutama, Kabin sing ono ndek mburine Kereto sing difungsikan gae ndelok pemandangan ndek mburine awak dewe, istilah e backride, sopo eruh ono pemandangan sing gak ketok pas ndek ngarep iso didelok teko mburi.

Jam 13.40 aku mulai perjalanan nang nggon hunting, yaitu ndek Lahor, Karangkates, Kabupaten Malang

Jam 14.15 aku teko ndek Lahor, tapi gak koyo sak durunge iki, arek-arek Railfans gak sesemburat mbiyen pas eroh Malioboro Ekspres nggowo Kawis, pas mau iku, malah rodo' sepi.

Jam 15.02 sakjane jam sak mono sepur e wis Ls Kesamben utowo Pohgajih, tapi awak dewe dikabari lek genset e sepur iki ono gangguan pas ndek Madiun, dadi molor suwi.
Sangking gak ono kerjaane, aku iseng-iseng njepret rel, sing tambah aku kagum iku, ternyata akeh ndek lintas Bangil-Blitar iku sing pancet nggae rel gawean tahun 1937, jaman penjajahan lodho mbiyen

Rel Gawean tahun 1937 iseh di gae sampe saiki

Sampe jam 15.52, gak ono sepur sing lewat, sampe akhire mlaku teko arah kidul, Penataran 451 (Dhomapel) muncul dan iki foto ne, bar iki, karena oleh kabar lek sepur e iseh ndek Rejotangan silang ambek KA Gajayana, dadi tak tinggal mangan ae..
KA Dhomapel 451

 Dan akhire sing dienteni teko juga...
KA 102 Malioboro Ekspres ambek Kawis Nusantara ndek mburine (Tengen Putih)

Dan Sak mono ae huntingku, suwun yo, wis nyemak :D